Sabtu, 18 Juli 2009

PANDANGAN ISLAM TERHADAP AGAMA YAHUDI, KRISTIAN (NASRANI), DAN AGAMA-AGAMA YANG LAIN


Pandangan terhadap Agama Yahudi:

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (at-Taubah, 9:30)

Kaum Yahudi bukan sahaja menuduh ALLAH memiliki anak, tetapi juga mengubah ajaran-ajaran yang ada di dalam kitab Taurat dengan tulisan tangan mereka. Hal ini diterangkan oleh ALLAH di dalam firman-NYA:

Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (al-Baqarah, 2: 79)

(Tafsiran Tambahan: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2: 79) turun tentang ahli kitab yang memalsukan Taurat.

(Diriwayatkan oleh an-Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 79) tentang padri-padri bangsa Yahudi yang mendapatkan sifat-sifat Nabi SAW tertulis dalam kitab Taurat yang berbunyi: Matanya seperti yang selalu memakai cela, tingginya sedang, rambutnya kriting, mukanya cantik." Akan tetapi mereka hapus (kalimat tersebut dari Taurat) karena dengki dan benci serta menggantinya dengan kalimat: "Badannya tinggi, matanya biru, rambutnya lurus." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Atas penyimpangan-penyimpangan ini, Islam tidak mengiktiraf Yahudi sebagai agama yang benar.

Pandangan Islam Terhadap agama Nasrani (Kristian)




Sebagaimana agama Yahudi, agama Kristian juga telah diselewengkan pleh para penganutnya. Penyelewengan yang paling besar ialah iktikad mereka terhadap konsep Trinity, iaitu konsep tiga tuhan dalam satu (bersama) iaitu God The Father, Jesus The Son, and The Holy Spirit (Ruhul Qudus). Iktikad mereka ini ditolak oleh ALLAH melalui Firman-NYA:

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (al-Ma’idah, 5:72-73)

Selain itu, para penganut agama Nasrani (Kristian) juga tidak terlepas daripada membuat pelbagai pertukaran di dalam kitab injil yang diturunkan kepada mereka. {Rujuk Izhar al-Haq oleh Syaikh Rahmatullah al-Hindi (1308H) (Dar al-Hadith, Kaherah 2001)] pertukaran ini masih dilakukan sehingga kini, bukan sahaja di negara-negara Barat tetapi juga di Indonesia. [Rujuk Dokumen Pemalsuan al-Kitab oleh Molyadi Samuel (Victory Press, Jakarta 2002)] Bahkan di atas segala ini, mereka masih mencipta pelbagai doktrin baru yang bertentangan dengan kitab Injil yang telah mereka tukar tersebut. [Rujuk Christianity Through The Lens of Christian and Muslim Scholars, Book 1 & Book 2 M. Amin Yaakob (Jahabersa, Johor Bahru 2004)]

Maka, atas penyimpangan-penyimpangan ini, agama Nasrani tidak dianggap sebagai agama yang benar di sisi Islam.

Pendirian Islam Terhadap Agama-Agama Yang Lain Termasuk Agama Berhala

Al-Qur’an al-Karim adalah sebagai sebuah kitab yang lengkap tentu sekali tidak terlepas daripada membicarakan status agama-agama penyembah berhala, sama ada berhala tersebut terdiri daripada matahari, patung, atau apa-apa jua selain ALLAH.

[1] Terhadap Penyembah Matahari

(Burung Belatuk menerangkan kepada Nabi Sulaiman): “Aku mendapati raja perempuan itu dan kaumnya sujud (menyembah) kepada matahari dengan meninggalkan ibadat menyembah Allah; dan syaitan pula telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan (syirik) mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (yang benar), sehingga mereka tidak dapat petunjuk”, (an-Naml, 27:24)

[2] Terhadap Penyembah Patung Ukiran (Buatan)

Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim. Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya:"Apakah yang kamu sembah? Mereka menjawab:"Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim:"Apakah berhala-berhala itu mendengar (do'a)mu sewaktu kamu berdo'a (kepadanya)? atau (dapatkah) mereka memberi manfa'at kepadamu atau memberi mudharat"? Mereka menjawab:"(bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian". Ibrahim berkata:"Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam, (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, (as-Syu’ara, 26:69-78)

[3] Terhadap Agama Pelbagai Tuhan Yang Dianggap Oleh Para Penganutnya Sebagai Apa Sahaja Boleh Dianggap Sebagai Tuhan

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, nescaya rosaklah pentadbiran keduanya.. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (al-Anbiya’, 21:22)

[4] Terhadap Pembuat Berhala Sebagai Penghubung Kepada Tuhan

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):"Kami tidak menyembah mereka melainkan adalah supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (az-Zumar, 39:3)

Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka.Bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan. (al-Ahqaf, 46:28)

Kesimpulan:

Daripada ayat-ayat di atas, jelas kepada kita bahawa al-Qur’an membicarakan tentang agama-agama yang menyembah tuhan-tuhan selain ALLAH tanpa mengira apa dan bagaimana tuhan-tuhan tersebut dengan nada yang negative dan tercela (tidak mengiktiraf). Ini adalah tidak lain menunjukkan penolakan Islam terhadap kebenaran agama-agama tersebut.

Berdasark dalil-dali al-Qur’an tersebut juga jelas ALLAH telah membicarakan perihal pelbagai jenis agama yang wujud di muka bumi ini seperti Yahudi, Kristian, Budha, Hindu, Tao, dan ratusan agama lagi. Dengan jelas juga, al-Qur’an telah menolak kebenaran agama tersebut. Dalam apa yang dibicarakan melalui al-Qur’an, yang penting bukanlah nama agama tetapi asas yang membentuk iktikad tauhid sesuatu agama. Dengan cara ini perbahasan al-Qur’an terhadap agama-agama penyembahan selain ALLAH akan sentiasa relevan pada semua zaman dan tempat. Seterusnya, ini telah mengingatkan kepada kita bahawa agama penyembahan selain ALLAH (yang dicipta oleh manusia) sentiasa akan muncul di sana sini tanpa mengira zaman mahupun tempat. Demikianlah kemukjizatan al-Qur’an al-Karim.

Seruan al-Qur’an Kepada Umat Manusia

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (an-Nisa’: 82)

Hai manusia, sembahlah Tuhan-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (al-Baqarah, 2:21-22)

Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (al-Ikhlas, 1-4)

Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) meereka bersedih hati. (al-Baqarah,. 2:62)

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali Imran,. 3:18-19)

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. (ali-Imran. 3:85)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran, 3:190-191)

“Dan juga pada diri kamu sendiri, maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)”. (az-Zariyat: 21)

"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya: 'inilah dari Allah', (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (Al-Baqarah: 79)

“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman mengerjakan amal soleh dengan orang-orang yang derhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (al-Mu’min: 58)

“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (ar-Ruum: 8)

“(al-Qur’an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Ali-Imran: 138)

"(Al-Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahawasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". (Ibrahim: 52)

“…Katakanlah lagi (kepadanya): Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna”. (Surah Zumar: 9)

Seruan Buat Para Muslimin dan Muslimat (Marilah Menerangkan Kebenaran)

Dan katakanlah:"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (al-Kahfi, 18:29)

Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya (Yunus, 10:99)

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akamu kerjakan. (al-Ma’idah, 5:8)

Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (al-Mumtahanah, 60:9)

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (an-Nahl, 16:125)

Pendirian Sebagai Umat Islam

Katakanlah:"Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (al-Ikhlas, 1-4)

Katakanlah:"Hai orang-orang kafir!" aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (al-Kafirun, 109:1-6)

Jumat, 17 Juli 2009

MENGUPAS SYIAH

MUQADDIMAH

Semenjak kematian Imam mereka, Syi'ah mengalamiperkembangan dan perpecahan.
Dan semakin jauh perpecahan mereka, semakin banyakpula ajaran dan paham baru.
Dimana tidak jarang ajaran Syi'ah dalam satu periode bertentangan dengan ajaranmereka pada periode sebelumnya. Karena setiap Imam memberikan ajaran, dimana perkataan Imam bagi Syi'ah adalah hadits, sama dengan sabda RasulullahShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam. Bahkan adayang ber-anggapan bahwa perkataan Imam sama denganfirman Allah. Namun yang kita bicarakan dalam kapasitas ini adalahkelompok Syi'ah yang percaya kepada dua belas Imam(Syi'ah Imamiyah Al-Itsna 'Asyariyah) dan sekte inilah yang masuk dan berkembang di Indonesia.Namun kemungkinan orang-orang Syi'ah di sekitar anda akan mengingkari tulisan ini sambil berkata: "Syi'ah tidak seperti ini!" Tetapi tidak selayaknyalah merekamengingkari perkataan-perkataan ulama-ulama besar me-reka, Karena bahan bacaan yang kami gunakan dalampenyusunan risalah ini menggunakan kitab-kitab pokok Syi'ah yang ditulis oleh ulama-ulama besar Syi'ah sebagai referensi.

PEMBAHASAN

Abdullah bin Saba' adalah seorang pendeta Yahudi dariYaman yang pura-pura masuk Islam pada akhirkekhalifahan 'Utsman radiallahu 'anhu. Dialah orang yang pertama mengisukan bahwa yang berhakmenjadi khalifah setelah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam adalah Ali Shallallahu 'AlaihiWasallam.Tetapi pada abad ke-14, dimunculkanlah isu bahwa Abdullah bin Saba' itu adalah manusia bayangan.Mungkin didorong oleh rasa tidak enak, karena timbul imajinasi bahwa ajaran Syi'ah itu berasal dari Yahudi.Tetapi itu merupakan fakta sejarah yang telah dibakukan,diakui oleh ulama-ulama Syi'ah pada jaman dahulu hingga sekarang.Sungguh keliru orang yang mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Sunni dan Syi'ah, kecuali sebagaimanaperbedaan yang terjadi antara madzhab yang empat(Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali) dan masalah-masalah furu'iyah ijtihadiyyah!Ketahuilah bahwa Syi'ah adalah agama di luar Islam.
Perbedaan antara kita kaum Muslimin dengan Syi'ahsebagaimana berbedanya dua agama dari awal sampaiakhir yang tidak mungkin disatukan, kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.Agar para pembaca mengetahui bashirah (yakni hujjahyang kuat dan terang naqliyyun dan aqliyyun) bahwa Syi'ah adalah dien/agama, maka di bawah ini kami tuliskan sebagian dari aqidah Syi'ah yang tidak seorang Muslim pun meyakini salah satunya melainkandia telah keluar dari Islam.

1. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta'ala tidakmengetahui bagian tertentu sebelum terjadi. Dan merekasifatkan Allah Ta'ala dengan al-Bada' yakni AllahSubhanahu wa Ta'ala baru mengetahui sesuatu setelahterjadi.

2. Tahriful Qur'an (Perubahan Al-Qur'an). Yakni mereka mengi'tiqadkan telah terjadi perubahan besar-besarandi dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat dan surat-suratnya telahdikurangi atau ditambah oleh para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di bawah pimpinan tigakhalifah yang merampas hak ahlul bait, yaitu Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman radhiallahu 'anhum ajmain. Salah satu ayat yang dibuang menurut versi Syi'ah adalah ayat wilayah (kedudukan) yang terdiri dari tujuh ayat. Kami tuliskan ayat ketujuhnya : Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan Ali termasukorang-orang yang menjadi saksi.

3. Mereka juga mengatakan bahwa Al-Qur'an yang ada ditangan kaum Muslimin dari zaman shahabat sampai hariini tidak asli lagi. Kecuali Al-Qur'an mereka yang tiga kali lebih besar dari Kitabullah yang merekanamakan mushaf Fatimah yang akan dibawa oleh Imam Mahdi. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman(yang terjemahannya):

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dansesungguhnya Kami-lah yang benar-benarmemelihara/menjaganya." (Al-Hijr: 9).

(Al-Qur'an) yang tidak datang padanya kebathilan baik dari depan maupun belakangnya, yang diturunkan ALLAH Yang Maha Bijaksana (lagi) Maha Terpuji."(Fush-shilat : 42).

Alangkah besarnya dusta dan penghinaan mereka terhadapAl-Qur'an. Allah Subhanahu wa Ta'ala tegaskan bahwa Al-Qur'an di dalam pemeliharaan-Nya dan tidak akankemasukan satupun yang bathil dari segala jurusan.Akan tetapi mereka mengatakan bahwa Al-Qur'an telah diubaholeh tangan-tangan manusia, yaitu para shahabat.

4. Mengadakan penyembahan terhadap manusia. Merekabersikap berlebih-lebihan terhadap imam-imam mereka,sehingga mereka tinggikan sampai kepada derajatuluhiyyah (ketuhanan). Untuk itu, mereka telahberbohong atas nama shahabat besar ahlul jannah, Alibin Abi Thalib bersama istrinya (Fatimah puteri NabiShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam) dan kedua orang anaknya (Hasan dan Hushain) dan seluruh ahlul bait. Lihatlah kepada sebagian perkataan ulama mereka tentang Ali bin Abi Thalib yang kata mereka -secara dusta- telah mengatakan:

Demi Allah. Sesungguhnya Akulah yang bersama Ibrahim di dalam api, dan Akulah yang men-jadikan api itu dingin dan selamatlah Ibrahim. Dan Aku bersama Nuh didalam bahtera (kapal), dan Akulah yang menyelamatkannya dari teng-gelam. Dan Aku bersama Musa, lalu Aku ajarkan ia Taurat. Dan Akulah yang membuat Isa dapat berbicara di waktu masih bayi dan Akulah yangmengajarkannya Injil. Dan Aku bersama Yusuf di dalam sumur, lalu Aku selamatkan ia dari tipu daya saudara-saudaranya. Dan aku bersama Sulaiman di atas permadani (terbang),dan aku-lah yang menundukkan angin untuknya).(Dinukil dari kitab Syi'ah wa Tahrifu al-Qur'an oleh Syaikh Muhammad Malullah halaman 17, nukilan darikitab al-Anwaaru an-Nu'maaniyyah (I/31) salah satukitab terpenting Syi'ah).

Sekarang lihatlah apa yang dikatakan Khomeini,pemimpin besar agama Syi'ah di dalam kitabnyaal-Hukuumatu al-Islamiyyah (hal. 52):"Dan sesungguhnya yang terpenting dari madzhab kami,sesungguhya imam-imam kami mempunyai kedudukan (maqam)yang tidak bisa dicapai oleh seorang pun malaikat yang muqarrab/dekat dan tidak oleh seorangpun Nabi yang pernah diutus."

Maksudnya, imam-imam mereka itu jauh lebih tinggi daripara malaikat dan sekalian Nabi yang pernah diutus. Inilah salah satu penghinaan terbesar Khomeini kepadaseluruh Malaikat dan para Nabi semuanya (termasuk Jibril dan Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam,berpegang kepada keumuman lafadz yang diucapkanKhomeini). Sangat tidak pantas seorang pemuda Ahlus Sunnah mengidolakan orang seperti ini, bahkan sampai memajang posternya di dalam kamarnya.Mereka pun meriwayatkan secara dusta atas nama Ali:Dan akulah yang menghidupkan dan memati-kan. (Syi'ahwa Tahrifu al Qur'an, hal 17).Lihatlah! Bagaimana mereka samakan Ali dengan Namruddan Fir'aun yang mengaku sebagai tuhan yang menghidupkan dan mematikan.

5. Di antara I'tiqad Syi'ah yang terpenting danmenjadi salah satu asas agama mereka adalah aqidahraj'ah, yaitu keyakinan hidup kembali di dunia inisesudah mati, atau kebangkitan orang-orang yang telahmati di dunia.Peristiwanya terjadi ketika Imam Mahdi mereka bangkitdan bangun dari tidur panjangnya yang sampai sekarangtelah seribu tahun lebih (karena selama ini iabersembunyi di dalam gua). Kemudian dihidupkanlahkembali seluruh imam mereka dari yang pertama sampaiyang terakhir tanpa terkecuali Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wa Aalihi Wasallam dan putri beliau Fatimah. Kemudian dihidupkan kembali pula musuh-musuh Syi'ahyang terdepan yakni Abu Bakar, Umar dan Utsman danseluruh shahabat dan seterusnya. Mereka semua akandiadili, kemudian disiksa di depan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam karena telahmendzalimi ahlul bait, merampas imamah dan seterusnya.(Lihat kitab mereka, Haqqul Yaqin, Hal. 347).

Aqidah Raj'ah ini terang-terangan telah mendustakanisi Al-Qur'an diantaranya firman ALLAH Subhanahu waTa'ala (yang terjemahannya):"Dan di hadapan mereka (orang-orang yang telah mati)ada alam kubur sampai hari mereka dibangkitkan (yaknihari kiamat)."Ayat yang mulia ini menegaskan bahwa orang yang telahmati akan hidup di alam barzakh (alam kubur) dan tidakakan hidup lagi di dunia sampai mereka dibangkitkannanti pada hari kiamat.

6. Pengkafiran kepada seluruh shahabat RasulullahShallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wasallam, kecualibeberapa orang seperti Ali, Fatimah, Hasan dan Hushain dan..Mereka merendahkan para shahabatdengan caci maki dan laknat dalam melawan firman AllahSubhanahu wa Ta'ala yang banyak memuji para shahabatdi antaranya keridhaan Allah kepada mereka radhiallau 'anhum ajmain.

7. Taqiyyah. Berkata Mufid dalam kitabnya Tashhiihal-I'tiqaad, menerangkan pengertian taqiyah dikalanganSyi'ah:"Taqiyah adalah menyembunyikan kebenaran dan menutupikeyakinannya, serta menyem-bunyikannya dari orang-orang yang berbeda dengan mereka dan tidakmenampakkannya kepada orang lain karena dikhawatirkanakan berbahaya terhadap aqidah dan dunianya."Ringkasnya, taqiyah adalah berdusta untuk menjaga rahasia.

Hakekat Syi'ah memang terka-dang sulitdiketahui para pengikutnya sendiri. Itu semua dikarenakan aqidah taqiyah dan kitman (sikap menjaga rahasia) yang ada pada mereka. Bahkan terkadang mereka berpenampilan seolah-olah mencintai Ahlus Sunnah, sehingga semua ini menjadikanorang-orang yang polos di kalangan Ahlus Sunnah tertipu dan terpedaya oleh mereka.Syi'ah mensyari'atkan dusta yang merupakan aqidah yangharus dipercayai dan bahkan masuk dalam rukun iman,sebagaimana disebut-kan dalam kitab mereka:"Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taq-walahatas agamamu dan berhijablah dengan "taqiyah", makasesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabilatidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483.

Al Kaafi merupakan salah satukitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agamaSyi'ah Imamiah).Kulaini mengatakan dari Abdullah ia berkata: AdalahBapakku mengatakan: "Dan apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah).

Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi orang yangberiman." (Ushul Al-Kaafi hal.484).Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah,sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidakbertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).

Rafidhah (Syi'ah) memandang wajibnya menggunakantaqiyah terhadap kaum Muslimin. Dengan taqiyah, seakanmereka menunjukkan iltizam-nya tehadap hukum Islam. Saling meno-long dengan dasar cinta dan kasih sayang dengan kaum Muslimin. Padahal kenyataannya merekaberlepas diri dari kaum Muslimin.Mere-ka menganggap bahwa Ahlus Sunnah lebih kafirdaripada orang-orang Yahudi, Majusi dan Musyrik.Mereka juga memandang bahwa mereka tidak mungkinbertemu dengan kaum Muslimin dalam masalah agama.Seperti yang dijelaskan oleh Ni'matullah al-Jazairi, ia berkata: "Sesungguhnya kita tidak bertemu dengan mereka atassatu ilah (sembahan), tidak pula atas satu nabi dan tidak pula atas satu imam. Yang demikian itu karenamereka mengatakan bahwasanya Tuhan mereka adalah yangmengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagainabinya dan mengangkat Abu Bakar sebagai khalifahnya. Sedangkan kami tidak mengatakan dengan Tuhan yangdemikian itu dan tidak pula dengan nabinya. Akantetapi yang kami katakan bahwa Tuhan yang mengangkatAbu Bakar bukanlah Tuhan kita, tidak pula nabitersebut adalah nabi kita."(Ash-Shirath al-Mustaqim Ila Mustahqi at-Taqdim,III/73).

Oleh karena itu mereka menyelisihi kaum Muslimin dalamsegala perkaranya.Menjadikan hal demikian sebagai prinsip mereka yangpaling penting, dan mereka membangun agamanya atasprinsip tersebut. Seperti yang diriwayatkan olehash-Shadiq dari Ali bin Absath, ia berkata: "Aku berkata kepada Radha 'Alaihissalaam : 'Aku memiliki masalah, tetapi aku tidak memperolehpemecahannya. Sedang di negeri tersebut tidakseseorang pun ulama kita (Syi'ah). Radha menjawab: 'Datanglah kepada ahli fiqh yang ada di negeri itu,lalu mintalah fatwa berkenaan dengan masalahmu. Tapi ambillah kebalikannya. Karena, kebenaran itu ada padakebalikan (pernyataan fatwa) tersebut." (Dikutip dari kitab mereka Al-Anwar An-Nu'maniyah II/278).Menurut Khomeini, imannya orang Syi'ah tidak sempurna kecuali bila ia telah berbeda dengan Ahlus Sunnah wal Jama'ah (Al-Hukumat al-Islamiyyah hal. 83).

Berkata Ash-Shadiq; "Ayahku berkata dalam suratnya:'Janganlah engkau bermakmum shalat kecuali pada duamacam orang. Pertama orang yang engkau percayai agamadan kewaraannya. Kedua, orang yang engkau khawatirkan pedang, kekerasan, dan kekejiannya terhadapagama-(mu). Shalatlah di belakangnya dengan carataqiyah dan berpura-pura." (Dikutip dari kitab mereka Man laa yahdhuruhual-Faqiih, I/265). Syaikh mereka Majlisi meriwayatkan dari Abi Abdillah,bahwasanya ia pernah berkata: ....... Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda:"Diperintahkan supaya bertaqiyah....." (Kitab Syi'ah, Bihar al-Anwar,XXIV/47)

Inilah kepalsuan yang sangat besar terhadap kedudukanRasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan terhadapkeluarga-nya dan kerabatnya. Seandainya kita menerima bahwa ahlul bait takutterhadap para penguasa, maka siapakah yang ditakutioleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan kepada siapakah beliau pernah bertaqiyah? Padahal beliaulah yang tegak menentang kaum kafir Quraisy dan para pembesarnya. Beliau hadapi mereka, beliau selisihi agamanya serta beliau seru mereka untukberibadah kepada Allah semata. Jadi mengaitkan taqiyah kepadaNabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan keluarganyamerupakan dusta yang sangat besar.

::Asyura Dan Syiah 3....





Syiah dan Asyura:Inikah ajaran Islam....?

::Asyura Dan Syiah 2....





Syiah dan Asyura:Inikah ajaran Islam....?


:Asyura Dan Syiah....










Syiah dan Asyura:Inikah ajaran Islam....?
Mencederakan diri sendiri kononya sebagai
tanda untuk menebus kesalahan.
Sudah tentu perbuatan ini tidak disuruh oleh Allah dan rasulNya.

Ahmadinejad




















Kamis, 16 Juli 2009

Islam dan Hiburan



Naluri Manusia

Allah itu Maha Berkuasa sifatNya. Memang tidak dapat disangkal akal lagi akan sifatNya itu. Dalam setiap kejadian yang diaturiNya, pasti ada keindahanNya tersendiri. Setiap kejadian susunan Allah, ada nur disebaliknya. Setiap penciptaan ada haknya tersendiri. Islam ini adalah agama yang syumul. Ya, sebuah agama yang 'perfect' untuk setiap manusia.

Setiap manusia di muka bumi ini, ada naluri tersendiri. Pelbagai jenis naluri yang timbul dari dalam manusia yang nun jauh tersembunyi di lubuk hati setiap manusia. Naluri ingin memiliki rumah bagaikan istana tersergam megah di tepian pantai yang indah, Naluri ingin memiliki isteri yang cantik, tidak jemu dipandang mata dan menyejukkan hati, Naluri yang ingin memiliki harta setinggi Gunung Kinabalu agar dapat dibelanjakan di jalan Allah, Naluri ingin berpesta dan berpoya dengan iringan muzik-muzik yang mengasyikka..Ya, terlalu banyak jika hendak disenaraikan, apa yang naluri manusia inginkan.

Seperti firman Allah dalam surah Ali-Imran ayat 14;

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga)."

Dari ayat di atas, Allah yang Maha Mengetahui itu sudah tahu apa yang diingini oleh setiap manusia yang diciptaNya. Oleh itu, Allah menjadikan agama Islam itu sendiri agama yang tidak menolak naluri manusia. Agama yang bersesuaian dengan naluri manusia.

Allah menegaskan dalam firmanNya pada surah Al-A'raf ayat 32;

"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui."

Lihatlah, Allah menjadikan perhiasan di dunia ini yang amatlah bertepatan dengan naluri manusia. Namun, atas kebijaksanaan Allah, maka, Allah menjadikan batas-batas untuk setiap naluri manusia itu. Kenapa Allah menetapkan batas-batas berkenaan?, sedangkan Allah telahpun mengetahui akan kehendak dan naluri manusia itu sendiri? Itulah yang menunjukkan Allah itu Maha Mengetahui, jika tiada sekatan serta batasan yang terkandung dalam buku perintah Allah itu, nescaya, ramailah manusia-manusia yang menuju ke arah kerosakan.

Islam dan Seni Hiburan

Allah tidak melarang kita untuk berhibur. Selagi hiburan itu tidak mendatangkan kelalaian dalam kehidupan kita, maka, hiburan itu perlu. Tanyalah mana-mana ustaz di dalam dunia ini, Apa hukumnya berhibur? Pasti akan keluar jawapan seakan-akan begini, "Berhibur? Dalam Islam berhibur itu boleh selagi tidak melanggar syariat, tidak melalaikan dan tidak menjerumus kepada kemaksiatan" Perkembangan dunia hiburan dalam Islam berkembang luas selepas berkembangnya empayar-empayar Islam menguasai dua pertiga dari bumi ini.

Ketika zaman sebelumnya, umat Islam ketika itu kurang mengambil bahagian dalam hiburan kerana masing-masing mempersiapkan diri untuk melebarkan agama Allah dan memperluaskan empayar Islam. Apabila empayar Islam sudah merebak luas, maka, pertembungan budaya dengan empayar-empayar lain seperti empayar Parsi, Empayar India, Empayar Rome dan sebagainya terjadi. Akibat pertembungan empayar inilah, seni hiburan mula menular dalam hati nurani umat Islam ketika itu.

Seni hiburan bagaikan cendawan tumbuh selepas hujan. Ia semakin tersebar luas dengan sendirinya dari hari ke hari. Selepas seni hiburan semakin kukuh dalam naluri manusia di saat itu, bermulalah episod kesedihan yang sangat tragis dalam sejarah Islam. Empayar-empayar Islam mula roboh satu demi satu, seperti robohnya rumah yang dimakan anai-anai. Islam mula jatuh disebabkan manusia melebihkan seni hiburan itu dari syariatNya.

Tersebarnya seni hiburan itu sehingga hari ini dan tika ini. Seni yang dahulunya hanya dijadikan halwa telinga semata-mata, kini, bagaikan darah daging manusia. Umpama oksigen untuk tubuh badan manusia. Manakan tidak sebagai oksigen, kerana hiburan itu sendiri sudah menjadi sumber pencarian rezekinya.

Terlalu tinggi rasanya saya mendefinisikan seni sebagai oksigen dalam menggambarkan betapa perlunya seni hiburan itu dalam setiap tubuh-tubuh manusia masakini. Manakan tidak, ada sahaja manusia yang sanggup melafazkan ayat sebegini, "Ya Allah, mati kebosanan la aku macam ni dah la TV tak der, radio pun tak der!" Bayangkan! tanpa hiburan, dia boleh MATI KEBOSANAN!

Cubalah kita perhatikan hiburan di zaman ini. Dari hiburan yang tertutup seperti disco, pub, pusat karaoke, kelab malam dan sebagainya sehinggalah hiburan yang dianjurkan secara terbuka; Konsert Jom Heboh, pesta muda-mudi, realiti TV, seperti Akedemi Fantasia, Mentor, One in a Million dan sebagainya lagi. Begitu banyak bukan? Jika hendak dihitung, entah bila akan kesudahannya. Sehinggakan dalam perlaksanaan hiburan sebegini menelan belanja jutaan ringgit sekalipun, ianya akan tetap dijayakan!

Sampai begitu sekali bahana seni hiburan masa kini. Ya, hiburan masa kini..yang terlalu jauh membawa pergi roh-roh Islam ke dalam hati dan naluri manusia. Seni-seni hiburan ini bagaikan kanser didalam badan manusia. Dimana ia semakin merebak dan memusnahkan anggota badan yang lain sedikit demi sedikit. Bermula dengan 'hiburan ringan-ringan' seperti nasyid, kerana terlalu banyak lagu-lagu yang ber'title'kan nasyid menyampaikan mesej berbentuk kecintaan adam dan hawa, menyebabkan hati yang lemah mula berubah ke arah lagu yang mendayu-dayu. Seperti kata anak muda kini, 'lagu meleleh-leleh' atau 'lagu jiwang karat'. Kemudian, naluri semakin advance, dendangan lagu-lagu tajaan Barat mula menjadi suntingan. Nyanyian masih lagi 'jiwang karat', namun liriknya semakin ke'barat'an. Nyanyian BackStreet Boys, N'sync dan boy band lain mula menjadi siulan harian. Apabila hati sudah memuja penyanyi-penyanyi sedemikian, kekabusan kegelapan menyelubungi hati, bermulalah kekerasan hati yang membawa kearah lagu-lagu bersifat keras! Punk, Skin Head, Black Metal dan lain-lain mula bertakhta dihati manusia. Maka terjadilah ritual-ritual yang menyesatkan akidah! Astaghfirullah!!. Atas dasar seni hiburan sebeginilah, maka produktiviti manusia semakin merosot dan menjunam ke bawah.

Kerana hiburan inilah, seorang pelajar tidur lambat untuk mengundi peserta kegemarannya dalam rancangan Mentor, seterusnya menyebabkan dia kurang fokus di sekolah kerana mengantuk. Kerana hiburan inilah, seorang pekerja lewat ke tempat kerja, kerana bangun lambat selepas semalaman melihat konsert Jom Heboh. Kerana hiburan inilah, seorang mahasiswa 'terpaksa' ponteng kelas untuk beratur panjang demi memperolehi tiket bola perlawanan Malaysia menentang Manchester United. Kerana hiburan inilah, seorang isteri 'terlupa' masak untuk suaminya yang baru pulang dari kerja kerana kesedihan melampau melihat Diari Akademi Fantasia. Kerana hiburan sebeginilah, seorang anak mengingkari arahan ayahnya dan melewat-lewatkan solat Maghrib kerana menonton rancangan Sin Chan dan dituruti rancangan Doraemon di kaca TV. Kerana hiburan inilah, seorang remaja perempuan hilang sifat malunya kerana bersesak-sesak dalam gerombolan manusia ketika menonton konsert Jason Mraz suatu ketika dahulu. Kerana hiburan inilah, sepasang remaja hilang pertimbangan agamanya ketika menonton tayangan wayang 'Drag Me To Hell' atau 'Angels and Demons' dalam kegelapan sehinggakan mereka 'membuat wayang' mereka sendiri kerana kebosanan jalan ceritanya. Kerana hiburan inilah, seorang pelajar telah mengkianati amanah seluruh umat Islam apabila dengan duit zakat yang diperuntukkan untuknya menuntut ilmu, telah dibelanjakannya untuk membeli CD terbaru 'Laskar Pelangi'. Kerana hiburan inilah, seorang pemimpin membelanjakan harta anak-anak yatim, harta ibu-ibu tunggal, harta para musafir di jalan Allah dan harta-harta orang fakir dengan menaja Formula 1, mendirikan Litar Perlumbaan Sepang bertaraf dunia dan menubuhkan Malaysian Philharmonic Ochestra. Kerana hiburan inilah, seorang remaja lelaki bertubuh sasa leka menyanyikan lagu 'Jai Ho' dari iPodnya sambil duduk di seat dalam komuter sehingga 'tidak nampak' seorang ibu yang sarat mengandung sedang berdiri dihadapannya kerana tidak memperolehi tempat duduk. Kerana hiburan inilah, sekumpulan manusia 'terlepas' solat Maghrib kerana tayangan Tansformer 2: Revenge of The Fallen bermula pada pukul 1910 dan memperolehi tempat duduk nun jauh dibelakang. Kerana hiburan inilah, seorang lelaki sanggup meninggalkan solat berjemaah di masjid atau surau kerana ingin menonton tayangan Nur Kasih dan Ceplos di TV.

Tangani Masalah Seni Hiburan

Cuba kita lihat, betapa banyaknya keburukan dalam seni hiburan ini. Justeru, hendaklah kita bersama-sama mengembleng tenaga untuk merubah gejala negatif agar menjadi positif. Jadikan hari ini lebih baik dari semalam! Esok, insyAllah lebih baik dari hari ini.

Terdapat banyak cara untuk kita semua berusaha menangani masalah seni hiburan ini. Antaranya adalah:

i) Solat hiburan UTAMA

Seperti sabda Nabi Muhammad SAW kepada Bilal, "Tenangkan dirimu ketika solat ya Bilal". Cuba kita lihat, Rasulullah SAW berpesan kepada Bilal, jika mahukan ketenangan, jadikan solat itu sebagai caranya. Bukan dengan mendengar lagu-lagu yang mengasyikkan atau melancong ke tempat-tempat peranginan yang mendamaikan.

ii) Majlis hiburan yang tidak melalaikan

Dalam bab ini, ada sedikit pujian dari saya buat kerajaan Selangor sekarang. Kenapa? Dahulu, kawan saya ada pergi 'satu majlis' anjuran kerajaan Selangor di Stadium Melawati. Berdasarkan ceritanya, program hiburan itu menarik kerana susunan majlisnya. Bermula dengan solat Maghrib berjemaah, diikuti dengan solat Hajat dan sedikit tazkirah. Kemudian Solat Isyak berjemaah. Selepas selesai, MB Selangor memberikan
sedikit ucapan dan konsert nasyid berlangsung selepas itu. Yang menarik perhatian saya, sekurang-kurangnya, konsert itu tidak menyebabkan pengunjung melewat-lewatkan atau 'terlepas' untuk bersolat.

iii) Tiada percampuran lelaki dan perempuan

Kalau yang ini pula, saya memuji pucuk pimpinan Tuan Guru Nik Aziz Nik Mat, Menteri Besar Kelantan. Tanpa perlu saya bercerita panjang, rasanya sudah ramai yang mengetahui akan konsert-konsert yang diadakan di Kelantan. Bagaimana pentadbir-pentadbir Kelantan memisahkan pengunjung lelaki dan perempuan agar tiada pergaulan bebas ketika konsert berlangsung.

iv) Tanam kesedaran Islam dalam Artis

Kalau artis-artis ini mula memahami Islam, Tiada sudah penyanyi-penyanyi wanita selepas ini. Bukankah Islam melarang wanita melunak-lunakkan suara untuk yang bukan 'selayaknya'. Jika artis-artis mula mengenali Islam, sudah pasti tiada lagi lakonan-lakonan 'bermutu' artis-artis Malaysia ketika berlakon. Kalau itu yang Islam mahukan, kenapa perlu dipersoalkan lagi? Adakah kerana kita mahukan seni hiburan itu, maka maksiat tidak dapat dipisahkan lagi? Banyak lagi seni hiburan yang terhidang diluar sana yang halal, terpulang pada kita untuk memilihnya atau menolaknya. Ada sahaja drama-drama berunsurkan islamik dari dahulu lagi.

**Nota - Pada hari Jumaat lepas, aman sedikit terkilan dengan rancangan TV3, Nur Kasih. Apabila dalam dialog artisnya itu, terdapat ayat sebegini. Seorang artis berlakon sebagai minah saleh menegur kawan perempuannya ketika hendak membuat keputusan berkahwin. "why you choose him, you are not Malay or ISLAM, so whay you want to marry him?" selepas itu dibalas oleh pelakon wanita itu dengan jawapan selambanya, "So what if i'm not Malay or Islam, but I love him ok?" Astaghfirullah.**

v) Pemantauan dan penguatkuasaan pentadbiran

Dalam hal ini, kerajaan patutlah menghadkan lesen-lesen pembukaan disko dan pusat hiburan serta memantau operasi sebegini secara berterusan agar kemaksiatannya boleh dicegah. Bajet untuk sektor hiburan hendaklah dikurangkan agar dapat digunakan pada saluran yang lebih memerlukan. Realiti-realiti televisyen dalam mencari bakat-bakat baru hiburan perlulah dikurangkan sebaliknya diganti dengan realiti TV yang mencari bakat-bakat baru dalam bidang yang dapat memberi kebaikan kepada manusia, negara dan Islam itu sendiri seperti bakat dalam mencipta sesuatu yang baru.

vi) Sistem pendidikan yang berkesan

Bagi saya, inilah sumber tunjang dalam merubah sesuatu. Sistem pendidikan yang berkesan bagaikan jantung kepada tubuh badan kita. Jika jantung itu berfungsi dengan baik dan tiada cacat celanya, bekalan darah dapat dihantar ke setiap anggota badan yang lain. Bekalan oksigen dalam darah, dapat dipam dan dihantar dengan tertib kepada otak kita. Jika pendidikan dijalankan dengan betul dan mengikut syariat pada landasannya, nescaya insyAllah, semua masalah yang ada sekarang, pasti dapat dihindari dan ditangani. Lagipun, jika kita hendak membentuk sesuatu ketamadunan seseorang, mestilah bermula ketika mereka masih kecil lagi. "Meluntur buluh biarlah dari rebungnya" InsyAllah, jika kita semua memperbetulkan seni hiburan ini, nescaya tidak mustahil jika suatu hari nanti, seni hiburan dapat merubah wajahnya dari melalaikan dan membinasakan kepada suatu kebudayaan yang menjadi jati diri kita disamping menjadikan kita semakin mengingati Allah dan RasulNya.

Selasa, 14 Juli 2009

Peribadi Soleh-Solehah - Anda Mampu Milikinya!



Em... Zaman ini, zaman yang penuh dengan fitnah terhadap kita semua... maksiat dan kerosakan sangat berleluasa... wanita dan lelaki kelihatan sama sahaja, tiada jurang pembeza yang ketara lagi.

Pakaian? Em, kelihatan seakan-akan sama saja. Agama? Em, entah... macam mereka dah tak peduli je... ada masa ke nak fikir pasal agama ni?

Em, kerana apa yer? Kerana lenyapnya peribadi soleh dan solehah agaknya...

Ku tinjau-tinjau,

Tak kira jantina, ada saja di mana-mana. Bersesak-sesak di pasar? Yup, ada... ramai sangat... di pawagam? Yup, ramai juga... em, di tempat melepak dan restoran? Lagi ramai! Laki dan wanita, campur aje... Em, di pesta buku pulak? Em, alhamdulillah masih ramai (harap-harap tidak silap beli buku)... em, di masjid? ...sedih, tak ramai, sikit sangat. Di kuliah-kuliah ilmu? Macam dah tak minat jer nak datang...

Ya Allah,

Sukarnya mencari wanita yang solehah...

Manakala bagi wanita, sukarnya mencari lelaki yang soleh...

Aii... iyeke?

Kesiannya anda sekalian... yang lelaki susah nak cari yang solehah...

Yang wanita pulak, susahnya nak mencari yang soleh!

Hehe... teringat cabaran sahabat-sahabiyah yang baru grad yang duk tengah sibuk nak cari calon pasangan suami atau isteri...

Ke mana sang soleh-solehah menghilang yer?

Takkan pupus kot?

Takdelah... mana boleh pupus pulak...

Takkan pupus punya,

Hai sahabat, kalaulah anda yang jadi soleh, tak kan timbul lagi perkara ni... so, senanglah si solehah nak cari anda... so, persoalannya andalah yang kena mulakan... kena ada mahu... letakkan iltizam...

Then, muslimat... macam mana dengan anda? Takkan nak suruh lelaki je yang mula dulu? Anda bagaimana? Bila nak mula? Tak adillah sebelah pihak jer...

Ingat... anda kena mula juga...

Anda perlu tahu, orang yang soleh akan mencari wanita yang solehah. Tak nak lah wanita yang diluar standard solehah! Lelaki soleh... tentu mahu pasangannya wanita solehah! Ha, barulah kena kan?

So, sebagai kesimpulan...

Anda-anda semualah yang kena mulakan...

So, jom berlumba-lumba jadi insan soleh-solehah... bukan kerana nak cari pasangan yer? Tapi, mestilah kerana Allah... then, insyaAllah, tenang jiwa anda... damai...

Bersama redha Ilahi pastinya...

Insan soleh-solehah pun akan datang cari anda...

Emm.. jangan berlumba-lumba jadi mat rempit pulak yer... maklumlah, mat rempit pun dah tukar profession... dah jadi penerjun di kutub utara tu! So, anda bila lagi? Jom lah jadi insan soleh-solehah... insan yang mulia di sisi Allah mahupun manusia...

Ok?

Em, wahai insan yang bernama wanita... sahabat yang bergelar lelaki... jangan buang masa... marilah kita check or semak semula, apa dia prinsip soleh-solehah tu yer?

Ada ker dalam diri kita prinsip-prinsip tu? Ade ke personaliti soleh-solehah tu pada kita?

Takkan sikit pun tak ada?

Sedihnya kalau tak ada... rugilah anda nanti...

Baik cepat-cepat setelkan! Jangan lambat...

Em... sebagai basic... mulakanlah dengan mengenali asas-asas Islam... iman mesti mau dijaga. Lakukanlah solat dengan sempurna - cukup lima waktu, tonjolkan imej-imej insan yang Islami...

Di samping lakukan solat sempurna... tambahkanlah sedikit-demi-sedikit solat-solat sunat...

Then, belajar-belajarlah praktikkan personaliti (adab-adab) insan soleh-solehah.. Em, mulakanlah dengan memakai pakaian yang sopan, bertingkah-laku dengan baik dan jauhi perkara-perkara yang tidak berfaedah.

Yang solehah, tinggalkanlah pakaian-pakaian sempit tu! Belajar-belajarlah pakai tudung. Cari baju yang labuh... Kasi tutup lebih rapat dan sempurna daripada biasa. Jangan beri orang tengok percuma lagi. Barulah nampak yang diri anda tu mahal dan bukan bahan lelongan free-show. Orang lelaki pasti rasa insaf dan tunduk malu bila tengok anda nanti..

Em, seterusnya... perlu difahami, bahawa... semua tu perlukan bimbingan ilmu yang jelas...

Jadi, jangan lupa selalu-selalukanlah hadir ke majlis-majlis dan kuliah-kuliah ilmu...

Amal tanpa ilmu, takut-takut tersesat pulak nanti... Niat di hati nak jadi baik, lain pulak jadinya nanti...

Jadi... untuk menjadi insan soleh-solehah... anda perlukan ilmu...

Banyakkanlah membaca... di samping jangan lupa mendapatkan bimbingan... supaya tak tersalah ilmu pulak karang!

Em... susah ke?

Senang je ni... basic semua ni...

InsyaALLAH... anda mampu lakukan... ingat! Anda perlu mulakan... jangan biarkan golongan yang tidak soleh-solehah bertambah di luar sana. Sesak nafas kan kita tengok!!!

Bukan kesan baik yang terhasil... bukan sahaja manusia yang susah...

Haiwan dan tumbuhan, malahan objek-objek tak bernyawa pun menerima akibatnya...

Kalau perbuatan tu dah dilarang oleh agama, tak mungkinlah ia wajar lagi dipandang baik, dan mustahillah kesannya akan baik dan disenangi...

Ayuh... tanamkan azam, tambahkan ilmu, tingkatkan amalan, tunjukkan personaliti Islami... bergerak ke arah peribadi insan soleh-solehah...

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)

Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu). (al-Hujuraat: 13)

UNDILAH PAS....


Minggu, 12 Juli 2009

Menghias Hati Dengan Menangis

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, nescaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Bukhari dan Muslim)

Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.

Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain

Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.

Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”

Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi. Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.

Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung

Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain. Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan.

Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt. Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”

Menyadari bahwa syurga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit

Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam syurga. Fikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk syurga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.

Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahawa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk syurga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.

Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih syurga.

Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Al-baqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih

Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: syurga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.

“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)

Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya. Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan.

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (Bukhari dan Muslim)

Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat:



Sabtu, 11 Juli 2009

Senyuman Rasulullah Banyak Bantu Misi Dakwah

BUKAN sukar untuk menghadiahkan senyuman tetapi kita sendiri menyukarkan senyuman itu terpamer di wajah. Hati mana tidak tenang apabila sedang dalam kekusutan, masih lagi boleh tersenyum kepada rakan. Senyuman itu adalah ciptaan indah Allah SWT, malah senyuman juga adalah kuntuman indah yang sentiasa dipersembahkan Rasulullah SAW, manusia sempurna yang patut diteladani segala sifat, sikap dan tingkah lakunya.


Ada beberapa hal menarik pada diri Baginda SAW yang jarang diungkapkan ramai iaitu mengenai senyumnya. Sepintas lalu, hal itu mungkin nampak kecil dan tidak bererti tetapi apabila dikaji, sebenarnya senyuman Rasulullah SAW memberi impak positif yang sungguh luar biasa. Hikmahnya, banyak kejayaan Rasulullah SAW dalam misinya sebagai penyebar risalah tauhid disebabkan oleh senyuman dan keramahan Baginda.

Disebabkan itu, Rasulullah SAW dapat mempengaruhi orang ramai sehinggakan Baginda dicintai dan disegani kawan, juga lawan. Sahabat adalah saksi kehidupan Rasulullah SAW yang penuh dengan senyuman. Antara sahabat besar yang pernah menceritakan betapa indahnya senyuman Rasulullah SAW ialah Saidina Umar. Kata Saidina Umar,

“Rasulullah SAW tersenyum dan Baginda adalah orang yang paling bagus giginya.”
(Hadis diriwayatkan Ibnu Hibban)

Seorang lagi sahabat Rasulullah SAW, Abdullah bin Al-Harist menyatakan,

“Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW."
(Hadis riwayat At-Tirmizi)

Cucu kesayangan Baginda SAW, Saidina Husein juga ada menggambarkan bagaimana sikap Rasulullah mana direkodkan oleh Imam At-Tirmizi, beliau berkata,

“Aku bertanya kepada ayahku (Saidina Ali) mengenai adab dan etika Rasulullah SAW terhadap orang yang bergaul dengan Baginda. Ayahku mengatakan: Baginda senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati, Baginda bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan sentiasa puas.”

Rasulullah SAW walaupun dalam keadaan marah, tetap mempamerkan senyumannya hatta kepada orang yang tidak disukai. Perkara itu pernah direkodkan Imam Bukhari disebutkan bahawa Saiditina Aisyah berkata:

“Ada seorang lelaki yang meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Ketika Baginda melihat orang itu dari jauh, maka Baginda bersabda: Dia adalah seburuk-buruk saudara dan anak dalam kerabat. Namun ketika orang (Uyainah) itu sudah duduk, Baginda memberikan senyuman di wajah dan menerima dengan baik hati kedatangan orang itu. Ketika orang itu sudah pergi, Aisyah berkata kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, ketika kau melihat orang itu tadi dari jauh engkau berkata begini dan begitu. Tapi kemudian engkau berwajah ceria setelah berada di hadapannya dan menerima kedatangannya dengan baik hati. Kemudian Rasulullah bersabda: Wahai Aisyah, bilakah engkau melihatku berbuat tidak baik?”

Imam al-Khataby ketika mensyarahkan hadis itu berkata, “Hadis ini dilihat dari sudut adab dan ilmu". Ucapan Rasulullah SAW mengenai diri Uyainah sesuatu gambaran yang tidak disukainya secara jelas disebut Ghibah. Ghibah berlaku di antara sebahagian orang dari umat Islam terhadap sebahagian yang lain. Namun, perlakuan Baginda adalah menjelaskan dan mengungkapkannya dalam bentuk nasihat dan kasih sayang terhadap umatnya.

Kerana Baginda sudah dianugerahi sifat kemurahan hati dan akhlak yang baik, maka Baginda memperlihatkan wajah berseri dan tidak menghadapi kesukaran berhadapan orang tidak disukainya. Baginda bertindak sebegitu supaya umat Islam meniru perbuatan Baginda, supaya dapat dihindari keburukan yang boleh menimpa umatnya dan mereka boleh selamat daripada kejahatan dan tipu daya.


Begitu indah akhlak Rasulullah SAW, walaupun seseorang itu tidak disukai, Baginda tetap mempamerkan senyuman dan menyambut kedatangan Uyainah dengan ceria. Sebagai umatnya yang mengaku bahawa Baginda adalah sebaik-baik manusia dan seorang nabi dan rasul, tidakkah kita malu kerana tidak mengikut perbuatan Baginda yang sentiasa menghadiahkan senyuman kepada orang ramai.

Sesungguhnya beruntunglah mereka yang mengikuti perbuatan Rasulullah kerana harga senyuman tidak ternilai dengan wang ringgit. Ketegasan Baginda juga dapat dilihat dalam hadis diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim mengenai wanita dari kabilah Makhzumiyah yang mencuri. Kaum Quraisy bingung dengan permasalahan itu kerana mereka tahu hukuman pencuri mengikut undang-undang Islam ialah dipotong tangan (mengikut syarat ditetapkan).

Mereka bertanyakan kepada sesiapa yang berani berjumpa Rasulullah SAW memohon melepaskan wanita itu. Usamah disarankan bertemu Rasulullah SAW kerana Rasulullah menyayangi Usamah. Maka Usamah pergi dan berbicara kepada Rasulullah SAW untuk minta pembelaan atas wanita itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

“Jadi kamu ingin memohon syafaat (pembelaan) terhadap salah satu dari hukum Allah?"

Setelah mengucapkan ayat itu, Baginda berdiri dan berkhutbah:

“Wahai manusia! Sesungguhnya yang menyebabkan binasanya umat sebelum kalian ialah apabila mereka mendapati ada orang mulia yang mencuri, mereka membiarkannya. Tetapi apabila mereka mendapati orang lemah di antara mereka yang mencuri, mereka akan menjatuhkan hukuman kepadanya. Demi Allah! Jika Fatimah binti Muhammad yang mencuri, nescaya aku akan memotong tangannya”.

Oleh itu, marilah kita menjadikan senyuman dan ketegasan Rasulullah SAW sebagai panduan dan pada masa sama menilai hikmah di sebaliknya. Senyumlah, kerana senyuman tidak pernah mengurangkan rezeki sesiapa, malah dengan senyuman hati berasa tenang dan sentiasa disenangi orang lain. Sementara bertegaslah dalam keadaan perlu supaya agama tidak diperkotak-katikkan.

Toyota: Mendahului pasaran dunia

Kedudukan Toyota hari ini adalah hasil usaha tanpa henti sejak pengasasnya mula membuat lakaran pertama kereta mereka.



TOYOTA Motor Corporation, syarikat yang diasaskan oleh Kiichiro Toyoda ini mengetuk pintu 2009 dengan cukup bersemangat menerusi kejayaan bersejarah automotif dunia, sekali gus meletakkan mereka di tempat pertama selepas runtuhnya empayar automotif terbesar General Motor (GM) dan Chrysler.

Toyota diiktiraf sebagai pembuat kenderaan terbesar dengan rekod jualan hampir 10 juta kenderaan pada 2007 dan 2008.

Namun kejayaan ini bukan datang bergolek. Mereka menanti hampir lapan dekad untuk berada pada peringkat ini, sesuatu yang satu ketika dahulu dianggap amat mustahil.

Apatah lagi syarikat ini terpaksa bangkit selepas Perang Dunia Kedua. Lebih ironik lagi, kilang asal Toyota di Aichi juga terlibat dalam pengeboman sewaktu perang.



MODEL Corolla nyata diterima baik di semua pasaran yang ditembusinya.

Namun ada sesuatu yang menarik apabila anda memperkatakan tentang bangsa dan budaya Jepun. Sebuah kepulauan kecil yang hampir tidak mempunyai sumber asli mampu menguasai sebahagian besar produk konsumer hari ini.

Bangsa yang mempunyai keazaman dan cara kerja yang sangat berbeza. Budaya yang tidak pernah berubah dalam merevolusikan dunia moden, mencakupi segenap aspek kehidupan kita.

Penulis berkesempatan beberapa kali ke Jepun dan secara peribadi amat kagum dengan cara kerja dan sikap mereka. Budaya, disiplin dan cara hidup merekalah yang menjadi tunjang kejayaan setiap syarikat yang kini berkembang di seluruh dunia.


Industri automotif adalah industri kritikal yang berpeluang untuk tumbang dalam seminit jika anda tidak peka dengan keadaan semasa.

Trak tentera

Ia juga industri yang penuh dengan cabaran, strategi, kekangan politik dan juga pengaruh yang dominan. Sejarah telah membuktikannya.

Syarikat-syarikat seperti Alfa, Benz, BMW juga merupakan antara yang telah lama bertapak. Namun akhirnya, penentu kejayaan sesebuah jenama ialah konsumer.

Pengguna juga yang telah meletakkan kejayaan Toyota di tempat pertama pada hari ini. Meskipun GM dilihat seperti tidak mampu digugat, penguasaan model penting seperti Camry di Amerika dan kereta jualan terbaik dunia Corolla adalah bukti bahawa Toyota tidak memerlukan keruntuhan GM untuk memiliki takhta nombor satu.




TOYOTA Prius merupakan model hibrid paling berjaya di dunia.

Malah semenjak 2006, Toyota sudah menghampiri jumlah jualan GM dengan julat kurang dari 100 ribu hingga 10 ribu unit.

Toyota bermula sekitar 1930-an dan menghasilkan kenderaan trak tentera sewaktu perang.

Bagi mengesploitasi sumber yang terhad dan kos yang rendah, trak asal tentera ini hanya dipasangkan dengan satu lampu utama di atas hud.

Perang yang tamat tidak lama selepas itu meletakkan Toyota antara syarikat automotif terawal selain Honda dan Nissan yang mendapat insentif daripada kerajaan untuk membangunkan sektor automotif.

Model komersil Toyota pertama lahir pada 1947 menerusi model yang dikenali sebagai SA. 40 tahun lewat berbanding kereta produksi massa Ford model T.


AKIO TOYODO

Perkembangan sebenar industri automotif Jepun bermula pada penghujung 1970-an sewaktu krisis harga minyak dan ekonomi dunia menyaksikan arus permintaan terhadap segmentasi kenderaan.

Pembeli tidak lagi mementingkan gaya, malah praktikaliti dan ekonomikal menjadi pilihan. Pengeluar kereta Jepun telah bersedia untuk itu kerana mereka telah belajar dari kepayahan pasca perang.

Toyota menghasilkan model-model enjin ekonomikal pada harga jualan yang sangat kompetitif. Era 80-an dan 90-an pula menyaksikan syarikat ini berkembang pesat, memperkenalkan Scion dan Lexus, memiliki Hino dan Daihatsu serta kepentingan dalam Fuji Heavy Industries yang membina Subaru.

Optimis

Sehingga penghujung 90-an, pesaing terdekat Toyota ialah GM yang memiliki Buick, Cadillac, Chevrolet, GMC, Holden, Hummer, Opel, Pontiac, Saab, Saturn, Vauxhall dan Daewoo.

Kedua-dua konglomerat automotif ini saling bersaing merebut pasaran baru. Keupayaan Toyota hari ini turut didorong oleh penguasaan pasaran di Asia yang sebelum ini dipinggirkan GM.

Toyota lebih awal bertapak di China dan Asia Tenggara. Dengan mengambil kira pembangunan Asia yang cukup pesat, jenama Toyota lebih mudah diterima di rantau ini.



TEKNOLOGI enjin Prius menjadi penanda aras terhadap model-model hibrid di pasaran.

Sedangkan GM bertungkus lumus cuba untuk melebarkan empayar. Ketika berada di tangga pertama sekalipun, Toyota tetap unggul dengan budaya perniagaan yang memandang optimis jauh ke hadapan.

Mereka menyedari kepayahan kelembapan ekonomi hari ini, justeru mengambil langkah lebih awal berbanding mana-mana syarikat automotif.

Presiden Toyota baru, Akio Toyoda yang merupakan cucu kepada pengasas Toyota Kiichiro Toyoda, mengambil langkah awal dengan memaksimumkan sistem automasi penuh dalam sektor pengeluaran mereka.

Beliau juga mengambil keputusan mengambil hanya 30 peratus bayaran sebagai CEO pada tahun ini. Nekad untuk untuk memastikan bahawa Toyota akan terus kukuh, beliau mengelak menutup mana-mana kilang pengeluaran mereka dan mendesak kerajaan Jepun memperkenalkan dasar automotif yang mampu menyokong industri automotif secara keseluruhan.

Sukar digugat

Beliau optimis bahawa sektor automotif dan ekonomi akan pulih selewat-lewatnya dalam tempoh dua tahun lalu. Kemudian merebut peluang dengan memenuhi kehendak konsumer.

Era Toyoda dijangka bermulanya dimensi baru dalam lembaran keadaan ekonomi lembap dunia hari ini. Beliau turut dibantu oleh muka-muka baru yang terdiri daripada lima naib presiden eksekutif serta lapan muka baru dalam lembaga pengarah Toyota Motor Corporation.

Bijak mengenali pasaran terpenting Amerika Syarikat (AS), Toyoda melantik semula Yoshimi Inaba yang meninggalkan Toyota pada 2007.

Produk Hybrid terbaik mereka, Prius, terus ditatang dengan mengekalkan ketua juruteranya Takeshi Uchiyamada sebagai naib presiden ekskutif.

Bagaimanapun portfolio Uchiyamada ditukar, daripada seorang yang bertanggungjawab di bahagian pembuatan kepada R&D dan pengurusan produk.

Sehingga hari ini, Prius merupakan sebuah kereta hybrid paling berjaya di dunia. Ia juga menjadi penanda aras terhadap mana-mana kenderaan komersial hybrid yang ada dipasaran.

Toyota sukar untuk digugat. Kedudukan mereka hari ini adalah hasil usaha tanpa henti sejak pengasasnya mula membuat lakaran pertama kereta mereka.

Hari ini, mereka berfikir pantas untuk teknologi 10 tahun akan datang. Kita telah menerima hakikat, bahawa kini Jepun benar-benar mendahului pasaran.

Jika ada sebuah syarikat Jepun lain yang boleh dijadikan contoh, ia adalah Sony.

Kamis, 09 Juli 2009

Nasib keturunan Afghan di Xinjiang

Memiliki ciri fizikal masyarakat Afghanistan, etnik Uighur di Xinjiang, China, sering berdepan dengan konflik antara agama di wilayah yang digelar laluan emas itu. Rusuhan terbaru yang mengorbankan 156 adalah buktinya.


IA bermula dengan satu demonstrasi aman tetapi bertukar menjadi mimpi ngeri. Segala-galanya tercetus selepas etnik Islam Uighur di China menuntut penjelasan berhubung kematian dua pekerja kilang mainan dalam satu rusuhan di selatan negara itu bulan lalu.

Video-video yang disiarkan di Internet menunjukkan seorang wanita etnik Uighur beragama Islam dipukul sehingga mati oleh para pekerja yang majoritinya berbangsa Cina Han. Berikutan itu, negara kuasa besar Asia, China sekali lagi menjadi tumpuan media antarabangsa.

Di sekitar jalan di Urumqi yang terletak kira-kira 3,219 kilometer dari barat Beijing, kenderaan-kenderaan dibakar dan dimusnahkan.

Kota yang terletak di wilayah Xinjiang dengan populasi seramai dua juta orang itu sekali lagi menyaksikan tragedi pertumpahan darah ekoran ketegangan antara etnik.




Sebelum ini, Urumqi sering menjadi contoh keharmonian antara etnik oleh masyarakat China. Malangnya, insiden keganasan pada Ahad lalu secara tidak langsung menoktahkan keamanan yang dikecapi selama ini.

Lontaran batu berterbangan memecahkan tingkap-tingkap bangunan manakala mayat-mayat bergelimpangan di jalan raya, sekali gus mengingatkan warga China terhadap peristiwa hitam di Dataran Tiananmen pada tahun 1989 yang mengakibat banyak kematian selepas pihak berkuasa menggunakan peluru hidup untuk menyuraikan para penunjuk perasaan.

"Lindungi Xinjiang!," jerit ribuan pegawai pencegah rusuhan dan polis bersenjata sewaktu mereka dikerah ke tempat kejadian untuk menenangkan keadaan.

Setakat ini, seramai 156 orang telah terkorban. Rata-ratanya terdiri daripada etnik Cina Han manakala lebih 828 yang lain cedera. Siasatan awal mengesahkan sebanyak 261 buah kenderaan telah dibakar melibatkan 190 buah bas, 10 buah teksi dan dua kereta peronda polis.

Turut musnah ialah 203 buah kedai dan 14 buah kediaman. Lebih daripada 1,400 orang suspek juga telah ditahan oleh pihak polis.

Angka kematian ini sekali gus melakar sejarah keganasan etnik terburuk di China sejak berakhirnya Revolusi Budaya 1966-1976.

Keganasan ini sebenarnya mungkin boleh dielakkan jika pihak berkuasa tidak bertindak keras terhadap peserta-peserta protes.

"Kemarahan ini sudah lama terpendam. Pada awalnya, ia hanya satu perhimpunan aman. Ribuan orang menjerit: 'Hentikan diskriminasi etnik! Kami perlukan penjelasan!' Ramai yang sudah letih menderita dalam senyap," kata Dilxat Raxit, jurucakap untuk Kongres Uighur Sedunia yang berpangkalan di Amerika Syarikat (AS). Kongres yang diadakan di Sweden ini dihadiri oleh golongan pejuang hak etnik Uighur yang dibuang negara.

Di sebalik protes tersebut, ada pihak beranggapan rusuhan itu berlaku atas sebab lain. Antaranya, termasuk faktor perbezaan status ekonomi, budaya dan agama yang timbul sejak berdekad lalu.

Tahun ini merupakan tahun ke-60 kemasukan pasukan tentera China ke wilayah Xinjiang. Tindakan yang disifatkan oleh kerajaan Beijing sebagai 'kebebasan secara aman' ini telah menyuntik kemajuan dan pembangunan ekonomi kepada wilayah serba daif ini. Bagi China, wilayah Xinjiang merupakan laluan emas ke Asia Tengah.

Namun, majoriti penduduk berbangsa Uighur yang berjumlah lapan juta orang itu berpendapat ia bukan satu perkembangan positif. Mereka mendakwa dipinggirkan secara sistematik berikutan 'penghijrahan' orang Cina Han yang dilihat telah mengeksploitasi sumber-sumber gas asli, pertanian dan minyak di Xinjiang.

Xinjiang yang diambil alih oleh Empayar China pada abad ke-19 ini memiliki populasi berjumlah 19 juta orang. Sekitar tahun 1949, hanya enam peratus daripada keseluruhan penduduk Xinjiang adalah masyarakat Cina Han.

Hari ini, bilangan kelompok masyarakat ini telah meningkat kepada 41 peratus. Sebanyak 45 peratus pula terdiri daripada etnik Uighur. Memiliki ciri-ciri fizikal orang Afghanistan, sebilangan besar warga Uighur yang berasal dari puak Turkic ini juga beragama Islam.

Kumpulan tentera Uighur yang telah dibuang negara, mendesak agar sebuah wilayah bebas, Turkestan Timur ditubuhkan.

Lantas, tidak hairanlah apabila kerajaan China terus menuduh golongan 'terbuang' ini sebagai dalang di sebalik serangan pengganas bersiri terhadap orang-orang awam Cina sejak tahun 1990-an.

Dalam serangan pengganas pada 11 September 2001, AS bukan satu-satunya yang menerima impak besar. Malah, China juga menerima penangannya.

Menyifatkan diri mangsa keganasan antarabangsa, China mengklasifikasikan pergerakan puak pemisah Uighur sebagai kumpulan al-Qaeda versi China.

China mendakwa kumpulan militan Uighur seperti Parti Islam Turkestan dan Pergerakan Islam Turkestan Timur telah menerima latihan ketenteraan daripada kumpulan Taliban di Pakistan. Kedua-dua kumpulan militan ini telah disenarai hitam sebagai pengganas oleh Washington.

Bimbang akan keganasan yang bakal berlaku sebelum berlangsungnya Sukan Olimpik Beijing pada tahun lalu, pihak berkuasa China telah bertindak menyerbu kem latihan kendalian Pergerakan Islam Turkistan.

Sejak Xinjiang diambil alih oleh Parti Komunis pada tahun 1949, Presiden Mao Zedong pada ketika itu berhasrat untuk mengasingkan umat Islam berdasarkan latar belakang etnik dan bukan identiti sebagai Islam. Sepanjang Revolusi Budaya, identiti umat Islam terus terdedah kepada serangan bertalu-talu daripada kerajaan China.

Pada tahun 1966, poster-poster yang ditampal di sekitar Peking (kini Beijing) secara terbuka mendesak ajaran agama Islam dihapuskan. Umat Islam juga diharamkan mempelajari bahasa penulisan Arab.

Perubahan ini cukup kritikal kerana ia menambahkan jurang umat Islam daripada bahasa Arab yang juga bahasa al-Quran dan aspirasi Islam.

Ketika polisi Mao diperkenalkan, bilangan populasi umat Islam di negara komunis itu telah berkurangan sehingga 10 juta orang. Berdasarkan statistik populasi yang dikeluarkan pada tahun 1936, bilangan umat Islam di China dianggarkan berjumlah 48,104,240 orang.

Penghapusan sekitar 38 juta orang umat Islam yang begitu drastik tidak pernah dijelaskan oleh kerajaan Kuomingtang pada ketika itu. Walaupun begitu, rayuan sejumlah sami Tibet atau pejuang-pejuang demokrasi di Dataran Tiannamen telah mengurangkan penghapusan umat Islam China secara beramai-ramai.

China berkali-kali menabur janji manis dari aspek kebebasan kepada warga Uighur. Namun, ia hadir dengan syarat tertentu.

Imam-imam diwajibkan memperoleh lesen daripada kerajaan negeri. Penjawat awam termasuk guru pula diharam keras daripada bersembahyang di masjid ketika cuti sakit. Lebih teruk lagi, tiada sesiapa yang berusia 18 tahun ke bawah dibenar mempelajari sebarang ajaran agama Islam.